LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI
“
RESPIRASI “
Disusun
Oleh :
1. Adi
Utomo No : 01
2. Fatimah
Az Zahra C. No : 11
3. Juli
Sulistyowati No : 16
4. Meidika
Ragil P. No : 19
Kelompok
: 5 Kelas : XII IPA 2
SMA
NEGERI 1 GONDANG
Tahun
2016 / 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Respirasi adalah suatu proses
pembongkaran (katabolisme atau disimilasi) dimana energi yang tersimpan
dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses–proses kehidupan. Selain itu
respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel, berlangsung
secara aerobik maupun anaerobik. Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan
mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal
ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam
jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui
jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya di ekspresikan dalam bentuk
laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen
antara lain temperatur, spesies, ukuran badan, dan aktivitas tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud respirasi aerob dan respirasi anaerob ?
2.
Bagaimanakah
kerja respirasi aerob dan anaerob ?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui respirasi aerob dan
respirasi anaerob
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. DASAR TEORI
Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerob sehingga dibutuhkan oksigen,
dan reaksi ini menghasilkan energy dalam jumlah besar. Energi ini dihasilkan dan
disimpan dalam bentuk energi kimia yang siap digunakan, yaitu ATP. Pelepasan
gugus posfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel untuk
melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak,
reproduksi, dll. Reaksi respirasi aerob secara sederhana adalah :
C6H12O6
+ 6O2 → 6CO2 +
6H2O + 675 kalori
Proses
respirasi Aerob berlangsung dalam 3 tahap yang berurutan, yaitu :
1. Glikolisis
Pemecahan
molekul glukosa (C6) menjadi senyawa asam piruvat (C3)
2.
Siklus Krebs
Reaksi
reduksi molekul Asetil CoA menghasilkan asam sitrat dan oksaloasetat
3.
Transpor elektron
Reaksi
reduksi-oksidasi molekul-molekul NADH2dan FADH2 menghasilkan
H2O dan sejumlah ATP.
Respirasi
An-Aerob
Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak
menggunakan oksigen bebas sebagai penerima atom hidrogen ( H+ )
terakhir, tetapi menggunakan senyawa tertentu ( seperti : etanol, asam laktat )
.
Asam piruvat yang dihasilkan pada tahapan glikolisis dapat dimetabolisasi menjadi
senyawa yang berbeda ( ada / tersedianya oksigen atau tidak ) .Pada kondisi aerob
( tersedia oksigen ) sistem enzim mitokondria mampu mengkatalisis oksidasi asam
piruvat menjadi H2O dan CO2 serta menghasilkan energi
dalam bentuk ATP ( Adenosin Tri Phosphat ).
Pada kondisi anaerob ( tidak tersedia oksigen ), suatu sel akan dapat
mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan etil alcohol serta membebaskan
energi ( ATP ). Atau oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2
dan asam laktat serta membebaskan energi ( ATP ).
Bentuk proses reaksi yang terakhir disebut fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim enzim yang terdapat di dalam sitoplasma sel. Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :
Bentuk proses reaksi yang terakhir disebut fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim enzim yang terdapat di dalam sitoplasma sel. Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :
1. Tahapan glikolisis,dimana 1 molekul glukosa ( C6 ) akan diuraikan menjadi
asam piruvat, NADH dan 2 ATP
2. Pembentukan
alkohol ( fermentasi alkohol),
atau pembentukan asam laktat (fermentasi
asam laktat )
3. Akseptor
electron terakhir bukan oksigen, tetapi senyawa lain seperti : alkohol, asam
laktat
4. Energi ( ATP
) yang dihasilkan sekitar 2 ATP
Beberapa
proses reaksi yang berlangsung secara anaerob ( Respirasi Anaerob ) :
a. Fermentasi alcohol
Proses ini terjadi pada beberapa
mikroorganisme seperti jamur ( ragi ), dimana tahapan glikolisis sama dengan
yang terjadi pada respirasi aerob. Setelah terbentuk asam piruvat ( hasil akhir
glikolisis ), asam piruvat mengalami dekarboksilasi ( sebuah molekul CO2
dikeluarkan ) dan dikatalisis oleh enzim alcohol
dehidro genase menjadi etanol atau alkohol dan terjadi degradasi
molekul NADH menjadi NAD+ serta membebaskan energi/kalor.
Proses ini dikatakan sebagai "pemborosan"
karena sebagian besar energi yang terkandung dalam molekul glukosa masih
tersimpan di dalam alkohol. Itulah sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Fermentasi alcohol pada mikroorganisme merupakan proses
yang berbahaya bila konsentrasi etanolnya tinggi.
b. Fermentasi asam laktat
Pada sel hewan ( juga manusia )
terutama pada sel-sel otot yang bekerja keras , energi yang tersedia tidaklah
seimbang dengan kecepatan pemanfaatan energi karena kadar O2 yang
tersedia tidak mencukupi untuk kegiatan respirasi aerob ( reaksi yang
membutuhkan oksigen ). Proses fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan
glikolisis yang menghasilkan asam piruvat. Karena tidak tersedianya
oksigen maka asam piruvat akan mengalami degradasi molekul ( secara anaerob )
dan dikatalisis oleh enzim asam laktat
dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi dan asam
laktat.
Fermipan
Fermipan
merupakan ragi instant yang biasa dipergunakan dalam pembuatan roti dan kue.
Fermipan atau ragi digunakan agar bahan kue atau roti menjadi mengembang ketika
dipanggang. Pada percobaan, kita mengetahui bahwa ragi yang dicampur dengan
gula maupun yang tidak bercampur dengan gula menjadi mengembang terutama yang komposisinya
banyak. Maka setelah kita tahu bahwa balonnya mengembang, berarti ada reaksi
dari fermipan atau ragi dengan gula dan air.
Reaksi
fermipan sebagai berikut
C6H12O6
à 2C2H5OCOOH + energi
Ragi atau
fermipan itu sendiri merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi mengandung
mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan ini dapat berbentuk
butiran-butiran kecil atau cairan nutrient.
Gula
Gula adalah
bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal
sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untukmenghasilkan etanol dalam bir, anggur dan
minuman beralkohol lainnya. Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan
energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya
asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam
fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul
ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan
38 molekul ATP.
Reaksinya :
1.
Glikolisis
: Glukosa (C6H12O6) asam
piruvat
2.
Dekarboksilasi asam piruvat.
3.
Asampiruvat
asetaldehid + CO2 . piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
4.
Asetaldehid oleh alkohol
dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 2 C2H5OH + 2 NAD . alkohol dehidrogenase enzim
2 CH3CHO + 2 NADH2 2 C2H5OH + 2 NAD . alkohol dehidrogenase enzim
Ringkasan reaksi : C6H12O6 2 C2H5OH
+ 2 CO2 + 2 NADH2 + ATP
Pereaksian
karbondioksida dengan air kapur menghasilkan endapan kapur dan air. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut :
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
B. HIPOTESIS
1.
Hipotesis
Nol ( Ho ) : Tidak terjadi
respirasi aerob dan respirasi anaerob
2.
Hipotesis
Alternatif ( Ha ) : Terjadi respirasi
aerob dan respirasi anaerob
C. METODOLOGI
1.
Tempat
dan Waktu Penelitian
·
Tempat : Laboraturium Biologi SMA Negeri 1
Gondang
·
Waktu : 12.00 – 13.00 Pada 7 September 2016
2.
Metode
Penelitian
Dalam
menyusun laporan praktikum ini penyusun menggunakan metode eksperimen, yaitu
dengan melakukan percobaan langsung dan menghimpun data dari hasil percobaan
secara teliti dan jujur.
3.
Populasi
dan Sampel
·
Populasi : -
·
Sampel : kecambah dan fermipan ( sel ragi )
4.
Variabel
·
Variabel
bebas : Fermipan, larutan gula, air
kapur, PP, kecambah, kristal NaOH, eosin
·
Variabel
terikat : Kecambah, larutan gula jawa,
air kapur + PP
·
Variabel
kontrol : Pemberian fermipan, laju
eosin
5.
Alat
dan Bahan
·
Repirometer
dan pipa berskala
·
Kapas
·
Kristal
NaOH
·
Kecambah
·
Cairan
eosin
·
Timbangan
·
Erlenmeyer
·
Selang
·
Fenolftalein
( PP )
·
Termometer
·
Plastisin
·
Larutan
gula
·
Fermipan
6.
Cara
kerja
Percobaan respirasi aerob :
1. Memastikan pipa berskala bersih dari
sisa larutan eosin atau dari kotoran
2. Membungkus 3 butir kristal NaOH
dengan kapas tipis
3. Memasukkan kristal NaOH ke dalam
respirometer
4. Menimbang kecambah 5 gram,
memasukkan ke dalam respirometer
5. Menutup tabung dengan pipa berskala
lalu menutup sambungan dengan plastisin
6. Menutup ujung respirometer dengan
ibu jari selama 2 menit
7. Menyuntikkan cairan eosin ke dalam
pipa berskala di mulai dari 0.
8. Mengamati pergerakan eosin selama 5
menit, lalu mencatat pergerakkan eosin tiap 1 menit
9. Ulangi langkah 1 – 8 pada kecambah
dengan massa 10 gram
Percobaan respirasi anaerob :
Percobaan 1
1. Memasukkan PP ke dalam air kapur (
Ca(OH)2 ) sampai warnanya berubah menjadi pink
2. Memasukkan 100 ml larutan kapur + PP
ke dalam erlenmeyer / gelas B. Mengisi erlenmeyer / gelas A dengan 150 ml
larutan gula.
3. Mengukur suhu, bau, dan warna pada
larutan gula dan air kapur sebelum melanjutkan langkah selanjutnya.
4. Memasukkan ujung selang yang pendek
ke dalam larutan gula
5. Memasukkan ujung selang lain ke
dalam air kapur. Menutup mulut erlenmeyer A dengan plastisin, memastikkan agar
tidak bocor.
6. Mengamati perubahan suhu, bau, dan
warna larutan gula dan air kapur setelah 15 menit.
Percobaan 2
1. Memasukkan PP ke dalam air kapur ( Ca(OH)2
) sampai warnanya berubah menjadi pink
2. Memasukkan 100 ml larutan kapur + PP
ke dalam erlenmeyer / gelas B. Mengisi erlenmeyer / gelas A dengan 150 ml
larutan gula dan ditambah dengan fermipan
3. Mengukur suhu, bau, dan warna pada
larutan gula dan air kapur sebelum melanjutkan langkah selanjutnya.
4. Mengocok erlenmeyer A
5. Memasukkan ujung selang yang pendek
ke dalam larutan gula
6. Memasukkan ujung selang lain ke
dalam air kapur. Menutup mulut erlenmeyer A dengan plastisin, memastikkan agar
tidak bocor.
7. Mengamati perubahan suhu, bau, dan
warna larutan gula dan air kapur setelah 15 menit.
BAB 3
PEMBAHASAN
A. DATA PENGAMATAN
Percobaan
respirasi aerob
No
|
Berat ( gr )
|
Menit
|
Rata – rata ( cm )
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
5 gram
|
2 cm
|
4 cm
|
5,5 cm
|
7,5 cm
|
10 cm
|
5,8 cm
|
2
|
10 gram
|
1,5 cm
|
3 cm
|
6,5 cm
|
8 cm
|
12 cm
|
6,2 cm
|
Percobaan
respirasi anaerob
Percobaan
1 :
No
|
Perubahan
|
Gelas A ( gula )
|
Gelas B ( air kapur + PP )
|
||
Sebelum
|
Sesudah
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1
|
Suhu
|
28oC
|
28oC
|
30oC
|
30oC
|
2
|
Bau
|
Seperti gula
|
Seperti gula
|
Tidak berbau
|
Tidak berbau
|
3
|
Warna
|
Coklat
|
Coklat
|
Pink
|
Pink
|
Percobaan
2 :
No
|
Perubahan
|
Gelas A ( gula )
|
Gelas B ( air kapur + PP )
|
||
Sebelum
|
Sesudah
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1
|
Suhu
|
31oC
|
33oC
|
30oC
|
32oC
|
2
|
Bau
|
Seperti gula
|
Seperti tape
|
Tidak berbau
|
Seperti alkohol
|
3
|
Warna
|
Coklat muda
|
Coklat muda
|
Pink
|
Coklat muda
|
B. PEMBAHASAN
1.
Percobaan
respirasi aerob
Pada
percobaan kami, perjalanan selama lima menit diperoleh hasil bahwa pada
percobaan pertama yang menggunakan 5 gram kecambah , larutan eosin bergerak
lebih lambat daripada kecambah 10 gram. Laju respirasi rata – ratanya 5,8 cm / menit . Sedang pada percobaan kedua
yang mengunakan 10 gram kecambah, larutan eosin bergerak lebih cepat daripada
percobaan pertama . Laju respirasi rata – ratanya 6,2 cm / menit . Hal ini dikarenakan
kecambah adalah makhluk hidup yang membutuhkan oksigen untuk bernafas. Semakin
banyak kecambah didalam tabung maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan,
begitupun sebaliknya. Sehingga semakin banyak oksigen yang dibutuhkan semakin
cepat laju respirasi dan pergerakan eosin dalam pipa berskala
2.
Percobaan
respirasi anaerob
Percobaan 1 :
Pada
percobaan respirasi anaerob terdapat dua percobaan. Pada percobaan pertama
diperoleh hasil, bahwa tabung A yang berisi 150 ml larutan gula jawa pada awalnya
berwarna coklat , suhunya diukur mencapai 28⁰C, dan dicium baunya khas bau gula
jawa, sedangkan pada tabung B yang berisi air kapur dicampur dengan PP (fenoftalin)
warnanya pink. Tetapi, setelah tabung A dan tabung B direaksikan dengan
menggunakan selang penutup tabung A diberi plastisin, sedangkan selang tabung B
sampai menyentuh larutan. Setelah kami mengamati reaksi tersebut selama 15
menit tidak ada perubahan yang menandakan tidak adanya respirasi anaerob.
Percobaan 2 :
Pada
percobaan 2 terjadi respirasi anaerob. Hal ini dibuktikan dengan terjadi
pemindahan CO2 dari Erlenmeyer A ke Erlenmeyer B, menyebabkan adanya
gelembung pada Erlenmeyer B yang dihasilkan dari CO2. Penggunaan
ATP, dibuktikan dengan penambahan suhu. Suhu akhir yang terjadi setelah suhu
awal sebelum fermentasi, Erlenmeyer A tesebut ditutup dengan plastisin sehingga
terjadi reaksi yang menghasilkan gelembung – gelembung selama 15 menit. Hal ini
dikarenakan pada fermentasi terjadi pemecahan senyawa organik oleh mikroba yang
berlangsung dalam suasana anaerob dengan menghasilkan energi. Perubahan bau
terjadi karena mikroorganisme pada fermipan ( sel ragi ) bereaksi dengan gula
dan air. Dengan menutup mulut Erlenmeyer A menandakan bahwa respirasi anaerob
tidak membutuhkan oksigen.
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Respirasi aerob membutuhkan oksigen sebagai respirator H+.
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak makhluk hidup
maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan, sehingga semakin cepat laju
respirasinya begitu pula sebaliknya.
Respirasi anaerob tidak memerlukan oksigen dalam proses
respirasinya. Hal ini ditunjukkan dengan menutup mulut erlenmeyer dengan
plastisin. Pada percobaan respirasi anaerob yang pertama tidak terjadi
respirasi anaerob karena tidak terjadi perubahan apapun. Pada percobaan
respirasi anaerob kedua terjadi respirasi anaerob karena terjadi perubahan suhu
yang disebabkan penggunaan ATP. Menimbulkan gelembung yang dihasilkan oleh CO2.
Perubahan bau yang disebabkan penggunaan fermipan yang bereaksi dengan gula dan
air.
B. SARAN
a.
Sebaiknya
menggunakan waktu dengan sebaik – baiknya saat penelitian mengingat penelitian
kali ini melakukan banyak percobaan
b.
Sebaiknya
menggunakan penggaris untuk mengukur letak eosin pada percobaan respirasi aerob
jika pipa berskala tidak begitu jelas
DAFTAR
PUSTAKA
http://setia-stroryblog.blogspot.co.id/2013/04/respirasi-aerob-dan-anaerob_4.html
http://melammalia.blogspot.co.id/2012/10/laporan-praktikum-biologi-fermentasi.html
Jawaban
Pertanyaan
1. Apa fungsi NaOH / KOH pada percobaan
?
Jawab :
NaOH
mengikat CO2 dan H2O yang merupakan hasil respirasi. Jika
tidak hasil respirasi tidak diikat maka tekanan gas pada respirometer akan
tetap dan eosin tidak dapat bergerak. Hal ini akan berakibat volume oksigen
yang dihirup oleh kecambah tidak bisa diukur. Kristal NaOH juga mengikat kadar
O2 dalam tabung sehingga O2 yang dikonsumsi lebih kecil dibanding
CO2 yang dihasilkan.
2. Apa tujuan sebelum dikasih eosin
ditutup selama 2 menit ?
Jawab :
Agar
gas CO2 dan H2O yang merupakan hasil respirasi tidak
keluar dan dapat diserap oleh NaOH sehingga saat cairan eosin disuntikkan ke
pipa, eosin dapat bergerak mendekati tabung yang menandakan bahwa terjadi
respirasi aerob
3. Bagaimana hubungan berat kecambah
dengan kecepatan perjalanan eosin ?
Jawab :
Semakin
banyak jumlah kecambah semakin
cepat laju pergerakan eosinnya, dan semakin sedikit jumlah kecambah semakin
lambat laju pergerakan eosinnya.
4. Pada
akhir percobaan, apa yang terjadi dengan air kapur yang sudah ditetesi
fenolftalein ? Jelaskan mengapa demikian dan tulislah reaksinya !
Jawab :
Pada
percobaan pertama tidak terjadi reaksi apapun karena tidak ada perubahan suhu,
warna, dan bau dari awal percobaan hingga akhir.
Pada
percobaan kedua air kapur mengalami perubahan suhu karena penggunaan ATP.
Terjadi perubahan warna dari pink menjadi coklat muda karena larutan gula +
fermipan mengalir melalui selang menuju Erlenmeyer B. Terjadi perubahan bau
karena pengaruh alkohol. Setelah reaksi hampir terhenti , muncul gelembung -
gelembung air atau uap air yang merupakan hasil reaksi keluar melalui selang
kecil. Selain itu , terdapat endapan kapur ( CaCO3 ) yang mengendap
pada erlenmeyer B.
Reaksinya : Ca(OH)2 + C2H14O4
+ H2O CaCO3 + H2O
5. Apa fungsi air kapur pada tabung B ?
Jawab :
Larutan
kapur (Ca(OH)2) pada erlenmeyer B berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk seperti Saccharomyces sehingga reaksi mulai
terhenti ketika hasil reaksi pada erlenmeyer A mengalir menuju erlenmeyer B dan
sebagai pengikat CO2 sehingga tidak lepas ke udara.
6. Bagaimana keadaan tabung A pada
akhir percobaan ? apa artinya ? dan tuliskan reaksinya !
Jawab :
Pada
percobaan pertama tidak terjadi reaksi apapun karena tidak ada perubahan suhu,
warna, dan bau dari awal percobaan hingga akhir.
Pada
percobaan kedua air gula + fermipan menghasilkan CO2 yang mengalir
ke Erlenmeyer B mengeruhkan air kapur dan menimbulkan endapan kapur ( CaCO3
). Suhu naik saat akhir percobaan karena terjadi respirasi anaerob yang
menimbulkan ATP sehingga menimbulkan panas.
Reaksinya :
C6H12O6 2 C2H5OH
+ 2 CO2 + 2 NADH2 + ATP
7. Apakah energi dibebaskan ? Darimana
anda mengetahuinya ?
Pada
respirasi aerob energi disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal
sebagai ATP. Energi ATP akan digunakan oleh sel ke dalam tubuh makhluk hidup
untuk menunjang beberapa hal seperti pertumbuhan, gerak, transportasi,
reproduksi dan kegiatan lainnya. Sehingga dapat disimpulkan energi ATP tidak
dibebaskan namun dihasilkan dan digunakan untuk kegiatan yang lain.
Pada
respirasi anaerob ATP dibebaskan. Seperti pada percobaan diatas ATP dilepaskan
dalam bentuk energi panas sehingga pada akhir percobaan suhu naik dan terdapat
gelembung yang berasal dari CO2 yang juga merupakan hasil respirasi.
8. Pada percobaan 2 tabung A terjadi
proses kimia :
a.
Proses
apa ?
b.
Tulis
reaksi kimianya !
c.
Gas
yang keluar apa ?
Jawab :
a.
Respirasi
anaerob ( Proses fermentasi alkohol )
b.
C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + 2 ATP
c.
Gas yang keluar adalah CO2